Lomba Membaca Al-Qur’an Isyarat Berlangsung Semarak

 

Lomba membaca Mushaf Al-Qur’an Isyarat (MQI) yang diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), Selasa (14/03) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berlangsung semarak. Sebanyak 32 orang pelajar Penyandang Disabilitas Sensorik Runggu Wicara (PDSRW) atau kaum Tuli, utusan dari 14 Kankemenag se-Jabodetabek terlihat antusias mengikuti jalannya lomba dari awal hingga akhir.

Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, M.Ag, mengatakan, lomba membaca MQI tersebut adalah jenis lomba khusus untuk kaum Tuli yang pertama kali diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Tujuan pelaksanaannya, menurut Aziz adalah sebagai bagian upaya Kemenag mensosialisasikan MQI yang telah ditetapkan Menteri Agama sebagai Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia keempat pada tahun 2022.

“Selain itu, melalui lomba ini kita ingin memotivasi teman-teman Tuli agar lebih semangat belajar Al-Qur’an, sekaligus sebagai wujud keberpihakan kita kepada penyandang disabilitas,” terang Aziz selaku penanggung jawab kegiatan.

Untuk maqra’ soal, panitia menetapkan 4 surah pilihan yang harus dikuasai peserta, antara lain, Surah al-Fatihah, Surah Al-Ikhlas, Surah al-Falaq, dan Surah an-Nas. Adapun aspek penilaiannya meliputi dua hal, aspek ketepatan isyarat (50%) dan aspek kebenaran bacaan (50 %).

Diwawancarai secarah terpisah, Al-Islamabad, juri lomba yang juga penyandang Tuli mengatakan, 4 surah tersebut dinilainya sudah cukup, mengingat ini adalah lomba membaca Al-Qur’an perdana bagi kaum Tuli. Terlebih, pendidikan membaca MQI bagi kaum Tuli di Indonesia belum begitu kuat dan tertinggal jauh bila dibandingkan Pendidikan Al-Qur’an untuk orang dengar ataupun pendidikan membaca Al-Qur’an Braille untuk Tunanetra.

Fakta itu diperberat dengan minimnya guru-guru Sekolah Luar bIasa (SLB) yang menguasai cara membaca MQI. Karenanya, menurut Al-Islamabad atau yang akrab dipanggil kang Dadial, dalam lomba terlilhat banyak peserta yang sudah mengenal isyarat huruf hijaiyah tetapi gerakannya masih kaku dan beberapa kurang tepat.

“Rata-rata peserta lomba sudah bisa membaca MQI, tetapi gerakan isyaratnya kurang lancar dan kurang luwes karena belum banyak latihan. Banyak juga peserta yang salah mengisyaratkan harakat, ini karena gurunya belum paham,” jelas kang Dadial dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh Juru Bahasa Isyarat (JBI).

Senada dengan pendapat kang Dadial, menurut ibu Ela, pengajar SLB Santi Rama yang mendampingi beberapa siswanya sebagai peserta lomba mengatakan, banyak guru-guru SLB yang belum menguasai cara membaca MQI karena masih minimnya sosialisasi. Hal inilah yang menyebabkan banyak peserta lomba yang salah mengisyaratkan harakat Al-Qur’an.

“Saya menyaksikan banyak peserta lomba yang tidak lancar dan bahkan salah dalam membaca MQI karena gurunya belum menguasai pedoman membaca MQI. Maka saya berharap Kementerian Agama lebih intens lagi mensosialisasikan MQI di sekolah-sekolah luar biasa,” saran Ela. [bp]

Editor: Mustopa

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved