Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ), Abdul Aziz Sidqi, mengatakan, pihaknya akan menjalin kerjasama dengan Tim Penyusun Mushaf Al-Ummah dari Turki dalam bidang penyesuaian tanda baca Al-Qur'an. Dalam sambutannya di kegiatan Kajian Penyusunan Mushaf dengan Ragam Qiraat, Aziz menyampaikan penyesuaian tanda baca yang dimaksud adalah untuk mushaf qiraat, bukan Mushaf Standar Indonesia (MSI) agar tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat.

"Saya akan menawarkan kerjasama dalam penyesuaian tanda baca mushaf qiraat, bukan Mushaf Standar Indonesia (MSI), karena itu akan membingungkan masyarakat," terang Aziz, Senin (29/07/2024) di Jakarta Selatan.

Aziz menjelaskan bahwa tim penyusun Mushaf Al-Ummah awalnya mengusulkan agar LPMQ menyesuaikan tanda baca Mushaf Al-Qur'an Standar Indonesia (MSI) dengan sistem tanda baca yang digunakan di mushaf Al-Ummah. Namun, ia menolak usulan tersebut karena merasa perubahan itu bisa membingungkan masyarakat yang telah terbiasa dengan MSI.

"MSI untuk masyarakat umum. Tidak akan kita ubah," tegas Aziz lagi.

Selain penyesuaian tanda baca, Aziz juga menyatakan bahwa kerjasama lainnya akan melibatkan bidang bacaan qiraat. Menurutnya, Mushaf Al-Ummah telah merekam berbagai ragam bacaan qiraat yang mencapai 20 ragam, dengan qari Syaikh Dr. Ahmad Isa Al-Masharawi.

"Jika disepakati, bacaan Syaikh Isa Al-Masharawi akan kita sematkan di Qur'an Kemenag," ungkap Aziz.

Aziz menambahkan bahwa ini merupakan tantangan besar bagi Indonesia, mengingat belum ada ahli qiraat di Indonesia yang memiliki rekaman bacaan Al-Qur'an dengan 30 juz ragam qiraat.

Terkait penyusunan mushaf ragam qiraat, Aziz meminta untuk terus dilanjutkan. Menurutnya, kegiatan ini penting sebagai upaya melestarikan khazanah qiraat Al-Qur'an.

“Meskipun saat ini tidak semua riwayat ada pembacanya yang aktif di dunia, tapi kita harus melestarikan semua ragam qiraat yang ada. Karena ini adalah khazanah keilmuan dalam agama Islam yang harus lestari,” pungkas Aziz.