Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) akan merilis film dokumenter tafsir Ilmi terbaru dengan judul "Hamil Tanpa disentuh Laki-laki, Mungkinkah? Perspektif Sains dan Al-Qur'an".
Materi film ini diadaptasi dari buku tafsir ilmi terbitan LPMQ berjudul Seksualitas dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bidang Pengkajian Al-Qur'an Abdul Aziz pada Fullday kegiatan Pengembangan Hasil Kajian Berbasis Multimedia.
"Pada tahun ini kita memproduksi 1 judul film dokumenter tafsir ilmi dengan judul 'Hamil Tanpa Disentuh Laki-laki, Mungkinkah? Perspektif Al-Qur'an dan Sains'," kata Aziz dalam sambutannya pada hari Senin, (6/8) di Jakarta.
Aziz melanjutkan, pembuatan film yang dilakukan LPMQ adalah bagian upaya LPMQ meningkatkan kebermanfaatan hasil kajian tafsir ilmi yang telah terbit dalam bentuk buku cetak.
"Kita berupaya meningkatkan kebermanfaatan produk kajian LPMQ untuk masyarakat luas, salah satunya dengan membuat film yang isinya diadaptasi dari buku tafsir ilmi," tambahnya menjelaskan.
Pada tahun-tahun sebelumnya LPMQ telah memproduksi 10 judul film serupa dengan berbagai judul yang semuanya telah diunggah di channel Youtube Lajnah Kemenag.
Adapun tujuan kegiatan ini menurut Aziz, adalah untuk mereview sekaligus memberikan masukan-masukan pada film; baik dari sisi substansi materi ataupun gambar visual, sebelum dipublis secara umum melalui channel Youtube Lajnah Kemenag.
"Melalui forum ini kita akan mereview film sebelum kita publis, sekaligus sebagai sarana sosialisasi produk-produk LPMQ supaya lebih dikenal dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini kita juga mengundang teman-teman penyuluh agama dan perwakilan DKM masjid," ungkapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut 2 orang narasumber: pertama, Dr. Abdul Wahab Ahmad, MHI, seorang pakar ilmu kalam yang yang bertugas mereview konten film. Sedangkan narasumber kedua adalah Nia Sari, seorang produser film yang bertugas mereview aspek visual dalam film.
Menurut Wahab materi dalam film ini tergolong berat karena membahas dua persoalan sekaligus yaitu tentang aqidah dan ilmu kalam. Tentang aqidah membahas keyakinan salah satu hal yang di luar kebiasaan (khariq al-adah) yang tercantum dalam Al-Qur'an, dalam hal ini peristiwa hamilnya Siti Maryam atau ibunda nabi Isa a.s tanpa disentuh seorang laki-laki yang dalam Al-Qur'an dicantumkan dengan istilah lam yamsasni basyar.
Adapun terkait ilmu kalam yaitu bagaimana menyampaikan peristiwa itu dengan argumen yang logis, sebagai sebuah kebenaran informasi yang bersumber dari Al-Qur'an sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dengan penuh keyakinan. Oleh sebab itu untuk menyampaikan materi demikian diperlukan strategi. Tidak bisa langsung menggunakan indoktrinasi seperti kata 'pokoknya begini, anda harus yakini'.
Menurut Wahab narasi yang disampaikan dalam film ini sudah baik secara metodologi yaitu memberikan pendahuluan terlebih dahulu untuk mengkondisikan mindset audien tentang tema yang akan dibahas. Selain itu dalam pendahuluan tersebut juga diberikan analog yang sesuai dengan tema untuk membuang keraguan yang mungkin akan muncul dalam benak audien dengan penjelasan yang logis. Setelah itu, barulah dimulai pembahasan inti yang tujuannya penanaman keyakinan bahwa informasi yang bersumber dari Al-Qur'an berupa hal-hal yang di luar kebiasaan manusia adalah benar. Lebih dari itu bahwa Allah memiliki kemampuan tak terbatas (al-Qudrah) dan kehendak bebas (Al-Iradah) yang tidak bisa diatur atau disamakan dengan kebiasaan hukum sebab akibat yang lumrah dipahami oleh manusia.
"Untuk menyampaikan tema aqidah kita harus mengatur mindset audien terlebih dahulu kemudian kita bersihkan segala keraguan yang mungkin akan timbul dengan penjelasan yang logis melalui perbandingan dengan peristiwa-peristiwa lainnya yang serupa, setelah itu dilanjut dengan penanaman keyakinan bahwa hal-hal yang diluar kebiasaan manusia adalah mungkin bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala," jelas Wahab. [bp]