Jakarta - Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama terus berupaya menghadirkan inovasi dalam pengembangan Al-Qur'an digital. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah penyusunan roadmap lima tahun ke depan terkait pengembangan aplikasi digital Al-Qur'an dan kajian Al-Qur'an. Hal ini disampaikan Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, dalam lokakarya yang digelar di Jakarta, Rabu (18/09/2024).
"Salah satu inovasi yang kita kembangakan tahun ini adalah Chatbot Al-Qur’an berbasis AI. Ini adalah kelanjutan dari layanan Al-Qur’an yang telah ada, seperti Aplikasi Quran Kemenag versi Android dan IOS, Al-Qur’an berbasis Web, Font Al-Qur'an, dan Quran in word," terang Aziz dalam laporannya kepada kepala Balitbang dan Diklat, Prof.Amin Suyitno, M. Ag. Ia juga menambahkan bahwa lokakarya ini berfokus pada pemetaan pengembangan Al-Qur'an digital untuk lima tahun ke depan, termasuk roadmap kajian Al-Qur'an yang lebih membumi.
Selain pengembangan aplikasi, LPMQ juga tengah memetakan kajian Al-Qur'an untuk lima tahun mendatang. Draf roadmap ini sudah dibahas oleh para narasumber dan akan terus disempurnakan. Kajian ini diharapkan dapat menyusun tafsir yang lebih membumi dan sesuai dengan konteks Indonesia. "Sebelumnya, kami sudah meminta masukan dari beberapa ulama, salah satunya Gus Baha. Beliau menyarankan agar kajian Al-Qur'an dan tafsir lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam, khususnya dalam konteks keindonesiaan," kata Aziz menambahkan.
Sementara itu, Ketua Tim Kajian Al-Qur’an, Zarkasi Afif, menyoroti pentingnya melanjutkan pengembangan aplikasi Chat Qurani, sebuah inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang telah dicanangkan pada tahun lalu. "Tahun lalu, kita sudah mencanangkan Chat Qurani, namun belum dapat diluncurkan. Saat ini kita terus mengembangkan, tahun ini semoga bisa meluncurkannya," katanya optimis.
Aplikasi Chat Qurani akan mengintegrasikan berbagai produk literatur Al-Qur'an seperti tafsir tahlili, tafsir wajiz, tafsir tematik, dan lainnya. "Semua produk Lajnah akan dimasukkan ke dalam mesin ini, sehingga pengguna dapat mengakses dan bertanya tentang tafsir tertentu melalui web Chat Qurani," jelas Zarkasi. Pengguna akan memasukkan pertanyaan mereka di kolom yang tersedia, kemudian sistem AI akan memberikan jawaban berdasarkan literatur yang telah dimasukkan.
Meski demikian, Zarkasi mengakui bahwa saat ini belum semua data literatur Al-Qur'an masuk ke dalam sistem. “Sistem ini masih dalam tahap pengembangan dan uji coba. Belum semua data literatur kita input. Namun, akan terus kita sempurnakan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zarkasi juga mengungkapkan harapannya agar roadmap lima tahun ke depan bisa disempurnakan dengan masukan dari berbagai pihak, termasuk dari para ulama, akademisi, Kominfo dan pihak terkait lainnya. "Semoga pengembangan ini bisa didukung penuh, baik dari segi software maupun hardware, sehingga Al-Qur'an digital yang kita kembangkan dapat menjulang dan mengakar," ujar Zarkasi.
Dengan langkah strategis ini, LPMQ berharap dapat terus membumikan pesan Al-Qur'an di era digital dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman yang relevan bagi masyarakat Indonesia di masa kini dan masa depan.