Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof. Amin Suyitno, M.Ag (Kaban Suyitno), membuka Lokakarya Nasional Pengembangan Al-Qur'an Digital yang diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ), Rabu (18/09/2024) secara daring. Kegiatan ini bertujuan membahas roadmap pengembangan Al-Qur'an Digital, kajian Al-Quran, serta uji coba Chatbot Al-Qur'an berbasis kecerdasan buatan (AI) yang sedang dikembangkan LPMQ.
Dalam sambutannya, Kaban Suyitno menyampaikan apresiasi terhadap inovasi-inovasi yang telah dilakukan LPMQ, termasuk pengembangan Chatbot Qurani berbasis AI. Teknologi ini diharapkan bisa memberikan kemudahan akses dan membantu masyarakat, generasi muda, khususnya Generasi Z, dalam mengakses referensi keagamaan di mana saja dan kapan saja.
“Teknologi AI yang sekarang berkembang pesat tidak hanya dapat digunakan untuk hal-hal sederhana seperti pencarian informasi atau belanja online, tapi juga untuk mendukung layanan keagamaan. Kita sudah melihat bagaimana teknologi ini bisa memberikan jawaban dalam hitungan detik asalkan data sudah diinput dengan benar," ujar Suyitno.
Ia menambahkan bahwa perkembangan teknologi ini memberikan peluang besar, khususnya di Indonesia, yang saat ini menjadi negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Tingkat penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 79,5% dari total populasi. Bila populasi penduduk Indonesia mencapai 278,6 juta jiwa, artinya 221,563,479 jiwa penduduknya terkoneksi dengan internet.
“Hasil rilis terbaru menunjukkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak. Ini adalah peluang besar bagi kita, tidak hanya untuk memanfaatkan AI dalam konteks komersial, tapi juga untuk keperluan pelayanan umat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kaban Suyitno menyebut bahwa pengembangan layanan keagamaan berbasis AI adalah sebuah tantangan, terutama untuk menjangkau generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi digital. “Tantangan baru bagi kita adalah bagaimana memanfaatkan AI untuk memberikan pelayanan keagamaan yang mudah diakses oleh Gen Z, generasi yang sangat familiar dengan produk-produk teknologi,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Kaban Suyitno mengusulkan agar bank data yang disediakan tidak hanya dari produk-produk hasil kajian LPMQ. Menurutnya, terjemahan Al-Qur’an bahasa daerah juga bisa dimasukkan sebagai data.
“Bayangkan betapa bangganya masyarakat daerah ketika mereka bisa membaca Al-Qur'an dalam bahasa daerah mereka sendiri, seperti bahasa Betawi. Ini adalah bagian dari upaya membumikan Al-Qur'an sesuai dengan kearifan lokal, seperti yang sering disampaikan oleh Gus Baha,” tuturnya.
Kaban Suyitno menekankan pentingnya kolaborasi antara teknologi dan substansi agama. Ia berharap pengembangan platform ini dapat selesai segera dan diluncurkan pada tahun ini. “Kerja baik tidak boleh ditunda. Saya mendukung penuh agar proyek ini bisa diluncurkan tahun ini. Jika diperlukan, kita bisa bekerja sama dengan para ahli dari luar untuk memastikan teknologi dan substansi agama tetap sejalan,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam laporannya, Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, mengatakan dalam pengembangan Chatbot Al-Qur'an, LPMQ akan menggandeng berbagai pihak, antara lain Kominfo, pengembang-pengembang aplikasi Al-Qur’an digital, juga para ulama pakar Al-Qur'an.
Dengan semakin majunya teknologi, khususnya AI, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan layanan keagamaan digital yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan umat, terutama generasi muda.