Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) menggelar rapat koordinasi perdana tahun 2025 dengan dihadiri oleh seluruh tim kerja dan pejabat terkait. Rapat ini dipimpin oleh Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, MA, yang memberikan arahan strategis untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengelolaan di LPMQ dan fasilitas-fasilitas yang berada di bawah naungannya, termasuk Bayt Al-Qur'an dan Museum Istiqlal (BQMI).
Kegiatan diawali dengan evaluasi layanan bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI). Menuurt Aziz, selama tahun 2024 layanan BQMI telah berjalan efektif. Namun, Aziz tetap menekankan pentingnya peningkatan kualitas layanan di tahun 2025 dengan inovasi-inovasi terbaru yang fresh, seperti: penggantian layar di ruang audio visual, pelatihan manasik haji, penempatan petugas keamanan yang pro aktif dan lainnya. Laynan ini menurut Aziz dapat membuka peluang untuk meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Saya berharap ada inovasi terbaru yang muncul dari dari bapak ibu koordinator untuk peningkatan kualitas layanan BQMI dan LPMQ secara umum," ujar Aziz dalam sambutannya, Senin, (14/01/2025) di Jakarta Timur.
Terkait dengan layanan pentashihan dan pengawasan penerbitan, Aziz menekankan pentingnya penerapan kode etik pentashihan yang ketat. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Agama tahun lalu di UPQ. Aziz juga mengingatkan pentingnya menghindari konflik kepentingan dalam setiap kegaitan.
Kepada kepala tim, Aziz berpesan agar mereka memperhatikan Perjanjian Kinerja sebagai dasar target perencanaan pelaksanaan kegiatan
"Bapak/Ibu Koordinator harus memperhatikan Perjanjian Kinerja (Perkin) Kepala LPMQ sebagai dasar target perencanaan pelaksanaan kegiatan," tegasnya.
Pada sesi berikutnya, Aziz membahas pengembangan Tafsir Al-Qur'an sebagai salah satu program unggulan LPMQ. Ia menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyusun prioritas tindak lanjut terkait dengan Peraturan Menteri PAN-RB dan Peraturan Menteri Agama yang membahas tentang juknis PTQ (Terkait Kompetensi Jabatan Fungsional PTQ). Pengembangan Jabatan Fungsional PTQ juga akan menjadi perhatian utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di LPMQ.
"Jadi ada skala prioritas yang harus dilakukan dan untuk pengembangan JF harus dipikirkan," jelas Aziz.
Aziz juga memberikan arahan mengenai penyusunan buku kajian sejarah terjemahan Al-Qur'an yang telah menjadi target utama Kementerian Agama. Ia berharap buku tersebut dapat selesai dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan, sehingga bisa dilanjutkan dengan penyempurnaan Tafsir Al-Qur'an Kemenag, sebagai salah satu proyek unggulan tahun 2025.
"Ini sesuai arahan Menteri Agama RI. Kita harus mengikuti kebijakan pimpinan," kata Aziz.
Arahan lainnya adalah soal arsiparis, khususnya terkait digitalisasi arsip LPMQ. Aziz meminta kepada semua pihak terkait, khususnya arsiparis, untuk memikirkan cara agar seluruh data dan laporan kegiatan di LPMQ dapat diarsipkan secara digital dan mempercepat akses informasi.
"Digitalisasi arsip gambar gedung ini sebaiknya perlu dilakukan," tambahnya.
Dalam rapat tersebut, Aziz juga mengumumkan pembentukan tim-tim koordinasi baru yang terdiri dari 6 orang ketua tim jabatan fungsional, 9 orang ketua tim kegiatan, 3 orang tim DIPA LPMQ, serta tim PNBP.
Kepada seluruh koordinator dan ketua tim yang baru saja ditunjuk, Aziz mengingatkan agar mereka dapat menjalin komunikasi yang baik antar tim. Menurutnya, kesuksesan setiap kegiatan LPMQ tergantung pada kemampuan seluruh tim untuk bekerja sama dan saling mendukung.
"Dalam pelaksanaan kegiatan, semua harus bisa saling koordinasi dan berkomunikasi dengan baik. Seluruh kegiatan yang akan dikerjakan adalah milik LPMQ. Sehingga semua harus saling mendukung untuk kesuksesan setiap kegiatan," pungkas Aziz.