Sidang Ke-3, LPMQ Selesaikan 138 Kosa Isyarat Al-Qur'an untuk Kaum Tuli

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) merampungkan sidang ke-3 kegiatan penyusunan kosa isyarat Al-Qur'an untuk kaum tuli. Pada sidang kali ini LPMQ bersama tim pakar, narasumber, Juru Bahasa Isyarat (JBI), dan penyandang tuli dari berbagai komunitas berhasil merumuskan dan menyepakati 59 kosa isyarat Al-Qur'an.

"Alhamdulillah, pada sidang ke-3, kita telah mengkaji, merumuskan, dan menyepakati 59 kosa isyarat Al-Qur'an. Sehingga, saat ini kita telah mengumpulkan 138 kosa isyarat Al-Qur'an," kata Koordinator Bidang Pengkajian Al-Qur'an, Abdul Aziz Sidqi, sebelum menutup  Kegiatan Kajian dan Penyusunan Kosa Isyarat Keislaman, Rabu, (10/08) di Jakarta Selatan.

"Ini adalah tugas yang berat. Namun, kita bisa melaksanakan dengan baik dan sangat produktif. Mewakili Kementerian Agama, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim atas kerja sama dan jerih payahnya," tambah Aziz mengapresiasi kerja tim.

138 kosa isyarat yang telah dirumuskan terdiri dari 114 nama surat dalam Al-Qur'an dan 24 istilah terkait Al-Qur'an, seperti: makkiyyah, madaniyah, Mushaf, Tajwid, istilah-istilah dalam ilmu tajwid dan lainnya.

Kesepakatan yang dihasilkan pada sidang ke-3 lebih sedikit dibandingkan kesepakatan yang dihasilkan pada sidang ke-2 sejumlah 79 kosa isyarat, hal itu dapat dimaklumi mengingat pada sidang ke-3 tim harus mengkaji dan merumuskan kosa kata yang cukup rumit.

Kosa kata yang dimaksud antara lain seperti nama-nama surat yang secara mendasar memiliki kesamaan makna, contoh, kata yang menunjuk makna Kiamat. Dalam Al-Qur'an ada lima surah yang memiliki kandungan makna dasar 'kiamat': al-Qiyamah, al-Waqi’ah, al-Haqqah, al-Gasyiyah, dan al-Qari’ah. Kelima kata ini menyulitkan kaum Tuli membedakan rumusan isyaratnya.

"Teman-teman Tuli sudah memiliki isyarat hari kiamat, seperti makna yang dimaksud al-Qiyamah. Tetapi,  mereka belum memiliki isyarat untuk kiamat yang diidentikkan dengan sifatnya. Ada baiknya, kita sepakati dulu isyarat al-Qiyamah yang memang artinya langsung menunjuk hari kiamat," jelas Indah Nur Harahap dalam kapasitasnya sebagai salah tim pakar.

Untuk kata al-Qiyamah, tim menyepakati isyarat “sangkakala (tidak ditiup), lalu diangkat ke atas, lalu dibalik, dan hancur.”

Untuk kata al-Waqi’ah, setelah dikaji disepakati maknanya 'kiamat' dengan tambahan spesifik 'yang pasti terjadi'. Tim menyepakati, isyarat kata al-Waqi’ah adalah isyarat meniup sangkakala diikuti isyarat dibalik, dan hancur.

Begitu juga dengan kata al-Haqqah yang mengandung makna 'kiamat akan datang'. Tim merumuskan menyepakati dengan isyarat “akan datang” ditambah isyarat “hari kiamat”.

Adapun kata al-Gasyiyah yang mengandung makna 'hari kiamat yang menutupi kesadaran dan membuat panik', isyaratnya dengan 'peniupan sangkakala, lalu kepanikan, dan diakhiri dengan kehancuran.' Demikian seterusnya sidang kajian berlangsung, hingga tim  berhasil merumuskan dan menyepakati 59 kosa isyarat.

Pada acara ini, tim juga merumuskan secara deskriptif gerakan isyarat yang disepakati, memberikan argumen secara akademik isyarat yang disepakati, dan mendokumentasikannya dalam bentuk video.

"Kosa isyarat yang kita hasilkan nanti akan kita uji publikkan di komunitas-komunitas Tuli lebih luas. Bila tidak ada perubahan, segera akan cetak dalam bentuk buku, sebagai kamus isyarat tematik. Adapun videonya, akan kita unggah di Channel Youtube Lajnah Kemenag," pungkas Aziz. [bp]

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved