Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-75 dengan menggelar doa bersama pada hari Selasa (18/08) di Jakarta Timur. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan kemerdekaan kali ini tidak didahuli dengan kegiatan-kegiatan outdoor seperti, olahraga bersama dan aneka lomba. Namun, langsung dilaksanakan di dalam ruang sidang pertemuan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
Acara dimulai dengan dengan pembacaan selawat mahallul qiyam yang dipandu oleh dua orang qari dan qariah, diikuti seluruh peserta kegiatan dengan khusyuk dan khidmat.
Mengawali sambutannya, kepala LPMQ menyatakan bahwa hari kemerdekaan RI ke- 75 ini adalah istimewa, karena jatuh bertepatan dengan hari Senin. Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sebab itu, bukanlah sebuah kebetulan bila pada hari ini, kegiatan tasyakuran kita awali dengan pembacaan selawat kepada Rasulullah Saw.
“Selawat kepada Nabi memiliki kedudukan yang tinggi dan kelaziman bagi siapa pun yang hendak meniti jalan makrifat. Oleh sebab itu, kita harus memperbanyak berselawat,” pesan Muchlis di hadapan para pejabat dan seluruh pegawai LPMQ peserta kegiatan.
Melanjutkan sambutannya, Muchlis menguraikan tiga konsep dasar dalam khazanah tasawuf sebagai jalan yang harus ditempuh para salik dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT antara lain, pertama, takhalli atau pengosongan. Yang dimaksud adalah mengosongkan jiwa dari unsur-unsur keburukan. Langkahnya adalah at-taubah. Implementasi sederhanya dengan memperbanyak istigfar. Kedua, tahalli atau mengisi atau menghias. Yaitu mengisi jiwa dengan memperbanyak membaca kalimat-kalimat tayibah seperti, istigfar, selawat, tahlil dan tahmid. Ketiga, tajalli adalah manifestasi atau perwujudan dari hasil takhalli dan tahalli. Pada tingkatan ini, seorang salik harus memperbanyak membaca kalimat la ilaha illallah.
“Seseorang tidak akan mampu menghayati kalimat tahlil ini dengan baik sebelum melewati tahapan takhalli dan tahalli. Dalam kaidah disebutkan, “Attakhliyah muqaddamah ala tahliyah. Pengosongan itu harus didahulukan sebelum pengisian,” jelas doktor alumni al-Azhar kairo itu dengan semangat.
Hubungan Tiga Tahapan Tasawuf dengan Kemerdekaan
Tahapan takhalli (pengosongan, pembebasan) sudah dilakukan oleh para leluhur kita. Mereka telah berjuang memerdekakan dan membebaskan negara ini dari penjajahan, sehingga secara politik kemerdekaan itu telah kita dapatkan. Namun, kemerdekaan bukan persoalan politik semata. Oleh sebab itu kita harus terus berjuang membebaskan dari segala bentuk penjajahan.
“Proses pembebasan ini harus terus kita lakukan untuk mengikis kemerdekaan sejati dalam semua lini kehidupan berbangsa. Kita harus merdeka dalam budaya, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dan peradaban,” ajaknya.
Berikutnya, pada tahapan tahalli, bagaimana mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi, meski ini adalah tanggung jawab seluruh warga bangsa, tapi ASN memiliki tanggung jawab lebih. Kalau keduanya (takhalli dan tahalli) bisa diwujudkan maka tajalli akan kita peroleh, berupa kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, secara kongkret layanan ASN bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Muchlis berpesan kepada seluruh pegawai LPMQ dua hal penting terkait rasa cinta kepada tanah air dan upaya mempersembahkan hasil-hasil kerja yang terbaik untuk negeri tercinta.
“Tanamkan rasa cinta kepada negara ini. Karena cinta tanah air adalah sunnah Rasulullah Saw. Beliau sangat mencintai Makkah, sebagai tanah kelahirannya. Dan persembahkan hasil pekerjaan terbaik untuk bangsa ini dan biarlah Allah, Rasullullah dan orang-orang beriman menjadi saksi hasil pekerjaan kita,” ujarnya berpesan.
Kegiatan ini diakhiri dengan doa Bersama yang dipimpin oleh salah seorang pentashih mushaf Al-Qur’an. [bp]