Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra telah menuntaskan unggahan terjemahan Al-Qur'an Kemenag edisi penyempurnaan tahun 2019 sebanyak 20 juz dalam bentuk E-Publication (E-Pub).
Menurut Sub Koordinator Kajian dan Pengembangan Al-Qur'an, Dr. Reflita, MA, pada tahun ini LPMQ akan menformat terjemahan Al-Qur'an edisi penyempurnaan tahun 2019 secara lengkap, 30 juz, ditambah beberapa surah pilihan.
"Pembahasan juz 1-10 yang telah diformat menjadi E-Pub telah kita selesaikan pada pertemuan pertama. Dan di pertemuan kedua ini kita akan membahas juz 11-20. Semoga di pertemuan berikutnya kita bisa menyelesaikan pembahasan 30 juz secara lengkap dan beberapa surah pilihan," ungkapanya dalam kegiatan fullday Pengembangan Hasil Kajian Berbasis E- Publikasi pada Senin (20/9) di Jakarta Selatan.
Kerja sama LPMQ dengan Mitra Netra telah dimulai sejak tahun 2017. Hingga saat ini kerja sama tersebut telah menghasilkan produk-produk buku elektronik (E-Pub) yang bisa diakses secara gratis oleh tuna netra di Indonesia melalui Pustaka Digital Mitra. Di antara produk LPMQ yang sudah tersedia antara lain: Tafsir Tahlili 30 juz, 11 jilid, beserta pendahuluan, buku Fadhail Al-Qur'an, tafsir ayat-ayat pilihan, dan pada tahun ini dilanjutkan dengan Terjemahan Al-Qur'an edisi penyempurnaan tahun 2019. Berdasarkan data digital pustaka Mitra Netra, produk-produk LPMQ sudah diunduh sebanyak 1081 kali.
"Seluruh hasil kajian LPMQ akan terus kita format menjadi buku digital agar bisa diakses teman-teman tuna netra, sehingga kerja sama dengan Mitra Netra akan kita lanjutkan di tahun-tahun mendatang. Ini adalah bagian dari wujud keberpihakan pemerintah kepada tuna netra," lanjut Reflita menambahkan.
Sementara itu, menurut Drs. Bambang Basuki, yang bertindak selaku narasumber menyatakan, upaya yang dilakukan LPMQ berupa layanan literasi bagi tuna netra sudah sangat tepat.
"Banyak kendala yang dihadapi teman-teman tuna netra untuk mendapatkan akses literasi, terlebih literasi Al-Qur'an. Apa yang dilakukan LPMQ dengan memformat produk-produk hasil kajiannya menjadi E-Pub sudah sangat tepat, " kata ketua pengurus Yayasan Mitra Netra.
Bambang menambahkan, untuk akses informasi agama bagi kalangan tuna netra tidak terkendala. Karena ada banyak siaran dakwah baik di radio, televisi, atau internet yang bisa didengar. Tetapi akses literasi berupa buku-buku cetak agak cukup sulit.
"Tunanetra banyak terkendala di literasi tulisan atau buku-buku cetak. Sehingga, yang dibutuhkan adalah data visual yang diaudiokan. Berbeda dengan teman-teman tuli, mereka terkendala di komunikasi dan audio, yang mereka butuhkan adalah audio yang divisualkan, dengan isyarat," jelas Bambang.
Bambang juga mengapresiasi upaya LPMQ membantu kalangan disabilitas, baik netra ataupun rungu wicara. [bp]