- Mustopa
- Hits: 14939
Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy dan Tafsir Al-Qur’an Al-Majid An-Nur
Kedatangan Syekh Ahmad Surkati (1874-1943) ke Hindia Belanda telah menarik minat umat Islam untuk belajar kepadanya. Salah satunya adalah Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, selanjutnya ditulis Ash Shiddieqy.
Ia lahir di Lhokseumawe pada 10 Maret 1904 dan meninggal di Jakarta pada 9 Desember 1975. Ayahnya Teungku Qadhi Chik Maharaja Mangkubumi Husien ibn Muhammad Su’ud. Ash Shiddieqy dalam satu sumber dikatakan sebagai keturunan ke-37 dari Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq (573-634), sahabat Rasulullah Muhammad Saw. Ash Shiddieqy pertama belajar agama kepada ayahnya dan selama 20 tahun melakukan rihlah ilmiah ke berbagai pesantren dan perguruan pengajian. Guru utama bahasa Arabnya adalah Syekh Muhammad ibn Salim Al-Kalali. Pada 1926, Ash Shiddieqy berangkat ke Surabaya, melanjutkan studinya di Madrasah Al-Irsyad, berguru kepada Syekh Ahmad Surkati. Ia sempat pula menuntut ilmu ke Timur Tengah sebelum akhirnya pulang ke tanah air.


