Mushaf ini menurut petugas Museum PTIQ berasal dari Yogyakarta. Keterangan ini diperkuat dengan corak iluminasi yang sederhana berbentuk kotak dengan garis-garis lurus. Corak ini merupakan ciri khas mushaf yang berasal dari Jawa. Tidak diperoleh keterangan lebih lanjut mengenai siapa yang menyalin dan di mana tempat penyalinannya. Mushaf selesai disalin pada tahun 1779 tahun Jawa atau 1851 M, sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam kolofon di halaman terakhir di bawah Surah an-Nas.

Mushaf ini disalin menggunakan dluwang, disampul dengan bahan dari kertas tebal yang dilapisi kain tipis berwarna coklat tua. Teks Al-Qur'an dalam mushaf ini lengkap 30 juz, tetapi di juz 30 terdapat halaman sisipan yang bertujuan untuk melengkapi surah yang terlewatkan penyalinannya, yaitu surah Quraisy, al-Mā’un, dan al-Kauṡar.

Menurut keterangan dari katalog, mushaf ini berasal dari Karang Ampel, Indramayu, Jawa Barat. Tidak terdapat keterangan tertulis mengenai penyalin mushaf ini dan masa penyalinannya. Alas tulis yang digunakan adalah kertas dluwang dan diberi sampul dengan bahan dari kulit tebal berwarna coklat tua.

Belakangan ini, kecenderungan masyarakat terutama perkotaan untuk menggunakan mushaf Al-Qur’an Madinah cukup meningkat. Alasannya beragam. Mulai dari alasan praksis seperti harganya lebih murah dan tulisannya bagus, sampai alasan ideologis seperti bahwa mushaf impor itu lebih usmani dibanding dengan mushaf yang diterbitkan di Indonesia.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved