Upaya penyusunan buku sejarah Al-Qur'an dan Terjemahannya yang akan dilaksanakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) sangat diapresiasi dan didukung penuh para ahli waris tim penyusun Al-Qur'an dan terjemahannya. Dukungan itu disampakan Hj. Ida Rufaida, putri bungsu KH. Ali Maksum pada Tim dari LPMQ, Dr. Reflita, MA., Imam Mutaqien, M. Ag., dan Dr. Hamam Faizin, MA pada Kamis, 1 Agustus 2024 di Komplek BETA Pondok Pesantren Krapyak, Jogjakarta.
“KH. Ali Maksum adalah orang yang selalu dimintai persetujuan akhir sebelum terjemahan ayat per ayat dianggap selesai. Bisa dikatakan beliau adalah bagian Quality Control sebelum melanjutkan kepada terjemahan ayat berikutnya,” jelas Ida Rufaida.
Respon serupa juga dikemukakan Linda Agustina, anak sulung Prof. Soenarjo, Ketua Tim penyusunan Al-Qur'an dan terjemahannya edisi pertama. Linda menceritakan bahwa ayahnya meskipun secara akademis tidak berlatar belakang pendidikan agama, tetapi beliau ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjadi ketua tim. Penunjukan ini juga karena beliau saat itu menjadi Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat itu tim penyusun adalah gabungan dari IAIN Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Sering sekali mungkin hampir setiap hari, bapak itu pulangnya malam saat penyusunan Al-Qur'an dan terjemahannya. Sidang-sidang biasanya diadakan di kampus. Bahkan, bapak masih membaca draft terjemahan Al-Qur'an saat di rumah," tutur Linda.
Di akhir pertemuan, Hj. Ida Rufaida, putri bungsu KH. Ali Maksum menitipkan satu pesan penting, "Kami hanya titip satu pesan kepada LPMQ untuk berkenan mencantumkan kembali nama-nama tim penyusun Al-Qur'an dan terjemahannya pertama kali dalam setiap cetakan edisi-edisi selanjutnya. Pencantuman nama-nama para tokoh tersebut, di samping menjadi bentuk penghargaan dan kebanggaan bagi para ahli waris, juga menjadi catatan sejarah yang bisa dibaca oleh generasi penerus hingga selama-lamanya," lanjutnya sambil berkaca-kaca. (Imtaq)
Editor: Mustopa