Balitbang Diklat Kemenag Selenggarakan Doa Bersama dari Rumah Untuk Bangsa

Keluarga besar Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI menyelenggarakan doa bersama untuk keselamatan Bangsa Indonesia dari wabah Covid-19. Kegiatan dengan tajuk "Khatmul Qur'an dan Doa Bersama para Kiyai dan Huffaz Al-Qur'an" ini diinisiasi langsung oleh Kepala Balitbang dan Diklat, Prof. Dr. H. Achmad Gunaryo, M.Soc.Sc.

Dalam sambutannya, Gunaryo mengucap rasa syukur kepada Allah atas limpahan rahmat yang telah dicurahkan sekaligus mengajak seluruh peserta untuk berdoa dengan ikhlas agar Allah menambah anugerah nikmat-Nya, pandemi covid-19 segera diangkat, bangsa Indonesia beserta rakyatnya, dan seluruh dunia diselamatkan dari malapetaka.

"Ya, Allah Engkau adalah Zat Maha Pencipta, Maha Pengasih, Maha Pelindung, maka izinkan kami untuk bersyukur atas nikmat-nikmat dari Mu. Kami memohon agar pandemi ini segera Engkau cabut dan selamatkan bangsa Indonesia, rakyat Indonesia, dan seluruh dunia dari wabah," pintanya kepada Allah dengan tulus pada hari Jumat, (9/7) melalui aplikasi zoom meeting yang diikuti lebih dari 500 ASN di lingkungan Balitbang Diklat di seluruh Indonesia. Tak lupa pada kesempatan itu Gunaryo juga mengucapkan terima kasih kepada narasumber dan seluruh pihak yang mendukung terlaksananya kegiatan doa bersama.

Pelaksanaan kegiatan dimulai pada pukul 14:00 WIB yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Badan Litbang dan Diklat, Dr.Muharam Marzuki. Acara diawali dengan tausiyah agama dan doa oleh Dr. KH. Malik Madani, MA dari Jogjakarta. Menurut Kiyai Malik, kegiatan seperti ini penting, sebagai suatu sikap yang menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang beragama yang membutuhkan Tuhan.

"Menghadapi situasi seperti saat ini, kita tidak cukup hanya berikhtiar secara lahiriyah, dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebagai orang beragama kita juga harus berikhtiar secara batin atau spiritual dengan berdoa, memohon kepada Allah SWT agar wabah ini segera diangkat," ujarnya.

"Bila Allah menghendaki, seketat apapun protokol kesehatan yang kita terapkan, kita akan terkena virus juga," ungkapnya dilanjutkan dengan menyampaikan kisah anak dan menantunya yang dokter, yang sudah mematuhi prokes ketat tetapi tetap terpapar virus covid-19 juga.

Setelah tausiyah dan doa dari Kiyai Malik, acara dilanjutkan dengan prosesi khataman Al-Quran dan tahlil yang dipimpin oleh pegawai Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ). Pada sesi ini, secara bersama-sama seluruh peserta membaca Al-Qur'an, dimulai dari surah at-Takasur hingga an-Nas, dan dilanjutkan dengan tahlil.

Hadir selaku penyampai tausiyah kedua, Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA mengingatkan agar semua tetap bersabar dalam menghadapi ujian berupa pandemi Covid-19, karena ini adalah kehendak Allah dan Allah meminta agar kita bersabar menghadapi.

"Apapun yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah dan semua telah ditetapkan sebelum Allah menciptakan dunia," jelasnya dengan mengutip salah satu ayat Al-Qur'an Surah al-Hadid: 22.

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْر

Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.

(QS. Al-Ḥadīd: 22)

Sabar yang dimaksud Kiyai Ahsin bukanlah sabar dalam artian pasrah dan tidak berbuat apa-apa, tetapi diwujudkan dalam dua hal: sabar dalam menjalani ikhtiar secara lahir dan ikhtiar secara batin. Ikhtiar lahiriyah dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pendapat pakar kesehatan dan ikhtiar batin dengan terus mendekat dan berdoa kepada Allah.

Di akhir tausiyahnya Kiyai Ahsin menyampaikan kabar kepada orang-orang beriman dari Rasulullah Saw. Bahwa segala perkara yang menimpa orang beriman hasilnya adalah baik. Apabila mendapatkan nikmat dia bersyukur, dan jika mendapatakan musibah dia bersabar. "Inilah perkara yang ajib dari seorang mukmin. Semuanya akan menjadi baik," ungkap kiyai dari Cirebon tersebut sungguh-sungguh.

Sementara itu, Dr. KH. Abdul Ghofur Maemun, MA pada sesi tausiyah ketiga, mengajak peserta merenungkan hikmah di balik ujian sakit akibat pandemi Covid-19. Bahwa sakit adalah kehendak Allah dan kodrat manusia agar tidak kehilangan rasa tawadhu.  

"Sakit adalah kodrat kemanusiaan dan kehendak Tuhan. Dan di dalam sakit ada hikmah yang luar biasa agar manusia tidak kehilangan tawadhu seperti Fir'aun yang sombong hingga mengaku sebagai Tuhan karena tidak pernah ditimpa sakit," kata putera al-magfurlah Kiyai Maemun Zubair itu.

"Sakit yang menimpa manusia menyadarkan bahwa mereka adalah tetap makhluk. Dan kesehatan yang selama ini dirasakan bukanlah sifat internal (zati) pada diri manusia, melainkan anugerah dari Allah yang kapan pun bisa dicabut," tambahnya menjelaskan.

Pada kesempatan itu, Kiyai Ghofur juga meyakinkan bahwa pandemi ini pasti ada akhirnya karena setiap penyakit ada obatnya. Manusia harus pandai-pandai menyadari bahwa nikmat sehat adalah anugerah yang sering dilupakan. "Kita perlu merenungkan apa saja yang kita lakukan ketika dianugerahi kesehatan. Betapa nikmat sehat adalah anugerah yang sering dilupakan manusia, dan baru disadari nilainya ketika sakit," sambungnya.

"Sakit bisa berarti kita beristirahat sejenak agar kita merenungkan apa yang kita lakukan  ketika kita sehat, untuk selanjutnya ketika kita sehat kembali kita melakukan hal-hal yang lebih baik," pungkasnya. [bp]

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved