Bedah Buku Al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an, Muchlis: Kita Harus Naik Level dalam Mengkaji Al-Qur'an

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) menggelar kegiatan bedah buku secara daring pada hari Selasa, (9/11). Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut 3 ulama pakar Al-Qur'an, antara lain: Dr. Muchlis M Hanafi, MA, Dr. Abdul Ghofur Maimoen, MA, dan KH. Bahauddin Nur Salim (Gus Baha).

Kitab yang dibedah dalam kajian ini adalah Al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an karya As-Syuyuti (w. 911 H) ) pada bab (naw’u) ke-48 tentang  فِي مُشْكِلِهِ وَمُوهِمِ الِاخْتِلَافِ وَالتَّنَاقُض. (problem pertentangan dan kontradiksi dalam Al-Qur’an). 

Kegiatan ini bertujuan mendalami Al-Qur’an lebih jauh. Terkait tema ini, yang oleh sebagian kalangan yang tidak mendalami tafsir dan tidak memahami gaya bahasa Al-Quran ada sejumlah kontradiksi dalam Al-Qur’an ataupun hadis-hadis Rasulullah Saw.

Menurut Muchlis, tema ini memuat pembahasan yang cukup berat dalam kajian ulum Al-Qur’an, yaitu tentang dugaan adanya kontradiksi dalam Al-Qur’an ataupun hadis-hadis Rasulullah Saw. Narasumber bersepakat mengangkat tema ini agar masyakarat naik level dalam mengakaji Al-Qur’an.

“Dalam kajian ini kita akan membahas persoalan serius dalam kajian ulum Al-Qur’an, yaitu adanya sejumlah ayat yang sekilas 'terkesan' kontradiktif. Ini kita bahas supaya kita naik kelas dalam kajian Al-Qur’an. Tidak lagi membahas tema yang itu-itu saja,” katanya.

Pernyataan Muchlis tersebut mendapat persetujuan Gus Baha yang tampil sebagi pemateri kedua. Menurutnya, para pecinta Al-Qur’an tidak perlu khawatir membahas kajian-kajian yang rumit dalam Al-Qur’an, seperti adanya dugaan ayat-ayat yang kontradiktif, karena Al-Qur’an sudah dijamin kebenarannya.

“Saya mohon pecinta Al-Qur’an jangan takut mendiskusikan Al-Qur’an. Karena dalam Al-Qur’an tidak ada taarudh atau tanaqudh (kontradiksi),” jelas kiyai asal Narukan, Jawa Tengah tersebut kalem.

Lebih lanjut Muchlis menjelaskan, dalam Al-Qur’an tidak ada ayat-ayat yang kontradiktif. Karena Al-Qur’an adalah firman Allah (kalamullah) yang bersumber dari Allah (min indillah), bukan dari selain-Nya (min indi ghairillah) seperti kitab-kitab suci lainnya yang disusun jauh setelah masa rasul-rasul yang menerima tidak ada.

Kesan kontradiksi dalam Al-Qur’an terjadi karena tidak memahami gaya bahasa Al-Quran, tidak memahami tafsir, atau tidak menguasai bahasa Arab dan ungkapan-ungkapannya. Oleh sebab itu, dengan mengutip penyataan gurunya, Muchlis mengingatkan tidak boleh cepat-cepat menghukumi dua pernyataan (yang terkesan berbeda) sebagai kontradiksi, sebelum memahami lebih jauh maksud sesungguhnya. Karena, dua pernyataan boleh jadi akan menjadi jelas dan tidak kontradiktif, bila ditambahkan keterangan waktu, tempat, sifat, atau keadaan.

Muchlis kemudian memberi ilustrasi dua kalimat kontradiktif namun menjadi tidak kontradiktif setelah ditambahkan keterangan: 1. Muhammad makan. 2. Muhammad tidak makan. Dua ungkapan yang kontradiktif ini akan menjadi sebaliknya bila ada keterangan waktu; Muhammad makan di pagi hari, dan Muhammad tidak makan di malam hari.

“Dua ungkapan bisa dinilai kontradiktif bila dalam semua aspeknya sama, antara lain: wihdatul-maudhuwihdatus-syartwihadatul-mahmulwihdatul-kulli wal-juziwihdatul-makanwihdatuz-zamanwihdatul-idhafahwihdatul-kuwwati wal-fi'li,” jelas Doktor tafsir Al-Qur’an alumni Al-Azhar Kairo mengutip syarat-syarat ta’arudh (kontradiksi) yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim Khalifah dalam bukunya ad-Dakhil.

Kegiatan bedah buku ini adalah bagian dari upaya peran aktif LPMQ dalam mengembangkan kajian-kajian kealquranan. Lebih jauh, peran aktif itu, selama ini telah diwujudkan melalui pengakajian cabang-cabang ulum Al-Qur’an yang sudah jarang diminati atau sudah dianggap selesai oleh sebagian kalangan, seperti kajian ilmu rasm, ilmu waqaf ibtida. Selain itu, LPMQ juga telah mengakaji dan menerbitkan buku-buku kajian-kajian kealquranan, seperti, Asbab Nuzul, Makki Madani, Terjemahan Al-Qur’an, Tafsir Ilmi, Tafsir Tahlili, Tafsir Tematik dan lainnya. [bp]

 

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved