Sidang Penyusunan Pedoman Membaca Al-Qur’an bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW) yang diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) memasuki pertemuan kelima atau yang terakhir di tahun anggaran 2021. Acara ini diselenggarakan pada Rabu, 10/11 di Hotel Mercure, Jakarta.

Pada tahap terakhir ini, Koordinator Bidang Pentashihan, H. Deni Hudaeny, Lc, MA berharap  sudah tidak ada lagi yang tertinggal pada buku pedoman yang disusun, terutama yang berkaitan dengan substansi. Karena itu, pada kesempatan membuka acara Deni berharap para peserta sidang bisa memberikan saran dan masukan termasuk bagian-bagian yang bersifat teknis.

“Sidang ini akan membahas hasil akhir yang sudah disusun dan dibahas pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Koreksinya tidak hanya sebatas substansi, tapi juga hal-hal teknis seperti susunan redaksi kalimat, hingga kesalahan ketik dalam buku pedoman,” jelas Deni.

Secara umum, buku pedoman ini memuat tiga bab utama, yaitu pendahuluan yang menjelaskan diantaranya tentang landasan agama, pijakan hukum, definisi hingga manfaat disusunnya buku pedoman. Bagian dua berisi tentang pedoman isyarat dalam membaca Al-Qur’an baik dalam bentuk kitabah maupun tilawah, dan bagian ketiga menjelaskan pedoman tentang oral dan atau gabungan antara oral dan isyarat.

Pada sesi ini Deni menegaskan, bahwa buku pedoman ini disusun dengan melibatkan dan mengundang perwakilan Lembaga dan komunitas tuli yang ada di Indonesia. Karena itu, buku pedoman ini nantinya bukan milik atau hasil perorangan atau kelompok, tapi menjadi milik bersama sehingga bisa dipergunakan secara luas oleh masyarakat di Indonesia, khususnya untuk kalangan penyandang disabilitas sensorik rungu wicara. [Must]