"Uji terap panduan membaca Al-Qur’an Braille merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan LPMQ sebagai tahapan dalam penyusunan panduan membaca Al-Qur’an Braille, agar panduannya nanti benar-benar bisa menjadi rujukan teman-teman disabilitas netra dalam mempelajari Al-Qur’an, khususnya dalam hal membaca,” jelas Kepala LPMQ, H. Abdul Aziz Sidqi, M.Ag saat membuka kegiatan Uji Terap Panduan Membaca Al-Qur’an Braille yang ke-3 di Yogyakarta, Kamis 22 juni 2023.
Aziz menambahkan, bahwa sejak tahun 1984 Kementerian Agama telah menetapkan salah satu varian MSI yakni Al-Qur’an Braille. Kemudian tahun 2011 disusun pedoman membaca dan menulis Al-Quran Braille, selanjutnya disusun juga Al-Qur’an Braille dan terjemahnya. Maka tahun ini, walupun terlambat, LPMQ menyusun panduan membacanya atau buku iqra kalau untuk orang awas. Di samping sebagai dakwah, upaya ini merupakan amanat UU No. 8 Tahun 2016 pasal 14 tentang disablitas dalam hal layanan penyediaan kitab suci bagi semua umat Islam, baik awas maupun para disabilitas.
Di era medsos sekarang ini, tambah Aziz, semua orang bisa mengambil peran dalam berdakwah, termasuk teman-teman tuna netra juga bisa, seperti yang saat ini sedang viral di Indonesia bahkan dunia, Putri Ariani yang merupakan alumni Yaketunis bisa membuat harum bangsa kerena punya prestasi di dunia internasional. Ini tentu saja juga membanggakan Yaketunis, teman-teman tuna netra, juga kita sebagai sesama muslim tentunya.
"Di samping suaranya sangat bagus dalam bernyanyi, Putri Ariani juga bagus dalam mengaji, bisa membaca Al-Qur’an Braille, saya berharap, Putri Ariani ini bisa menjadi duta Al-Qur’an Braille Indonesia," pungkasnya. [Samiah]
Editor: Mustopa