Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) menggelar Uji Terap Buku Panduan Braille, Kamis (22/06/2023) di Jogjakarta. Kegiatan dibuka Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, M.Ag. Turut hadir pada acara ini, Ketua Yekatunis (Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam), Akp. H. Ahmat Hidayat Syukri, SH, MM, Drs. M. Najamuddin, Ali Afandi, Siti Sa'adah, Masruri Abdullah, S.E.I, Danik Tri Handayani, para stakeholders dan para peserta dari berbagai lembaga Tunanetra di Jogjakarta.
Uji Terap dilakukan guna mendapatkan data, informasi dan masukan dari para stakeholders dan partisipan yang hadir dalam kegiatan ini. Diharapkan lahir saran, masukan dan rekomendasi yang lebih baik untuk Buku Panduan Braille ini.
“Uji terap ini bagian yang harus dilalui. Diharapkan saran, masukan dan rekomendasi yang lebih baik pada kegiatan ini dari para stakeholders. Saya juga menghimbau setelah uji terap ini, kita sosialisasikan ke seluruh lembaga dan majelis ta’lim lainnya tanpa ada royalty,” tandasnya.
Lebih lanjut Aziz menerangkan bahwa Hak Cipta Buku Panduan Membaca Al-Qur’an Braille ini tidak ada, hak ciptanya milik Allah. “Tidak ada Hak Cipta di buku ini, Hak Ciptanya milik Allah. Silahkan digunakan dan disebarluaskan, karena kita dibiayai dengan APBN”, lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Hidayat Syukri, Ketua Yaketunis juga menegaskan untuk berkomitmen mensukseskan seluruh program LPMQ semaksimal mungkin. “Kami siap membantu mensukseskan program-program LPMQ semaksimal mungkin dan semampu kami,” ujarnya.
Syukri menambahkan dia akan selalu konsisten memperjuangkan, mengurus dan memajukan warga Tunanetra, khususnya yang beragama islam. “Insyaa Allah kami akan selalu konsisten memperjuangkan, mengurus dan memajukan warga tunanetra Islam secara khusus. Mengingat saya anak pertama dari Pak Supardi Abdul Samad, saya akan meneruskan jejak ayah saya,” ungkapnya.
Kegiatan yang dihadiri lebih dari 50 an peserta dari stakeholders Tunanetra di Yogyakarta ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak sekaligus motivasi agar memberikan atensi penuh dan tidak memandang sebelah mata kaum Tunanetra di Indonesia. [MRA)
Editor: Mustopa