Mewabahnya Covid-19 di Indonesia tidak menghalangi Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan mushaf qiraat riwayat Qalun pada hari Kamis, 16 April 2020 dengan memanfaatkan aplikasi Zoom Cloud Meetings. Bertindak sebagai narasumber adalah kepala LPMQ, Dr. Muchlis M. Hanafi, MA, Abdul Aziz Sidqi, MA dan Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad. Dalam arahannya, Dr. Muchlis M. Hanafi menyampaikan apresiasi atas selesainya penulisan juz 1-10. Penulisan mushaf qiraat ini merupakan salah satu bentuk dukungan dan keberpihakan pemerintah Indonesia dalam melestarikan semua qiraat atau semua riwayat bacaan Al-Qur’an dan memperkenalkannya kepada masyarakat Indonesia.
Dalam sejarahnya, satu ragam bacaan atau satu versi riwayat bisa tetap eksis dan berkembang karena dukungan penguasa atau politik. Seperti tersebarnya qiraat ‘Asim riwayat Hafas karena didukung penuh oleh otoritas Ottoman (Turki Usmani). Selanjutnya Kepala Lajnah menjelaskan, keberadaan mushaf qiraat ini akan lebih bermanfaat apabila disertai dengan audio atau rekaman bacaan qiraat Qalun. Rekaman yang disarankan adalah bacaan Mahmud Khalil Al-Hushari yang sudah ditashih oleh Lembaga tashih Mesir sehingga bisa dijamin kesahihannya.
Penyusunan Mushaf Al-Qur’an dengan riwayat Qalun yang disusun oleh LPMQ ini menggunakan riwayat Hafas di halaman utama sedangkan riwayat Qalun ditampilkan pada catatan pinggir (hamisy). Pada kata/kalimat yang terdapat perbedaan antara riwayat Hafas dan Qalun diberi warna merah. Kemudian, di catatan pinggir dijelaskan versi riwayat Qalun dan disertai cara membacanya. Metode penyusunan ini diungkapkan oleh Abdul Aziz Sidqi, MA. Kepala Bidang Pengkajian ini juga menambahkan bahwa sistem tanda baca (dabt) yang dipakai adalah dabt Mushaf Standar Indonesia (MSI). Bila tidak terdapat dalam MSI, maka dirumuskan oleh tim dengan melakukan komparasi terhadap 11 mushaf qiraat dari berbagai negara. Mushaf-mushaf yang dijadikan rujukan adalah mushaf Qalun Libya, mushaf Qalun Saudi, mushaf Warasy Mesir, mushaf Warasy Maroko, mushaf Ad-Duri Sudan, mushaf Ad-Duri Mesir, mushaf Syu`bah Mesir, mushaf Khalaf Mesir, mushaf Ibnu Dzakwan Mesir, mushaf Al-Bazzi Mesir, dan mushaf Hafash Saudi.
Kegiatan ini semakin menarik setelah Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA menyampaikan kajian teoretis seputar al-qiraat as-sab’ah disertai dengan praktek membacanya dengan cara membaca bersama. Tentunya, lantunan ayat suci Al-Qur’an ini menjadi penentram hati di tengah kegelisahan masyarakat akibat pandemi Covid-19. Selain itu pakar qiraat ini juga memberikan masukan terhadap Mushaf Hafas bi Hamisy Qalun juz 1-10 yang telah disusun oleh Tim Penyusun Mushaf Al-Qur’an dengan ragam qiraat yang dikoordinir oleh Ahmad Nur Qomari, MA, seperti melengkapi referensi dengan merujuk pada kitab al-Wafi Fi Syarh Syatibiyyah dan kitab Buduruzzahirah karya syaikh Abdul Fatah Abdul Qadhi. (Ahmad Nur Qomari)