Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian Agama (Kemenag), memiliki sejumlah produk hasil riset yang berkualitas dan dibutuhkan masyarakat. Hal itulah yang melatari Kepala Balitbang (Kaban), Prof. Suyitno terus mendorong Tim Humas Balitbang untuk meningkatkan kreativitas publikasi produk Kelitbangan di media sosial.
"Humas harus pandai mengemas produk-produk yang kita miliki; dari yang sederhana, menjadi menarik, dari yang menarik menjadi luar biasa, dan membanggakan," seru Suyitno mengawali sambutannya dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam Dunia Kerja, Sabtu (16/09) di Jawa Barat.
Dikatakan Suyitno, Humas sebagai corong lembaga menempati posisi strategis dalam publikasi kepada masyarakat. Menurutnya, sebagus apapun sebuah produk akan menjadi kurang bernilai jika azaz kebermanfaatannya tidak bagus. Untuk itu, Kaban Suyitno mengingatkan tim Humas untuk tidak kehilangan ide-ide kreatif dalam publikasi.
"Humas adalah jembatan instansi dengan masyarakat. Harus banyak speak out dan mampu mengglorifikasi hal yang biasa menjadi luar biasa dan super luar biasa. Jangan kehabisan ide-ide kreatif," ujarnya memberi semangat.
Humas penting karena sebagai duta. Menjadi jembatan yang harus speak out. Harus mampu mengglorifikasi yang biasa menjadi luar biasa dan super luar biasa.
Sebagai gambaran, Kaban Suyitno mencontohkan keberadaan perpustakaan Balitbang dan Diklat yang menurutnya sangat layak dijual ke publik. Setiap tahun perpustakaan memiliki produk-produk hasil riset yang menarik. Ia meminta agar Humas mengekspos produk tersebut dalam bentuk review karena banyak komponen masyarakat yang menunggu.
"Customer produk Balitbang sekitar 2 juta orang; baik yang langsung atau yang beririsan dengan tugas Balitbang. Mereka menunggu produk kita. Tugas Humas harus mengawal, mengglorifikasi, dan mempublikasi," tegasnya.
Untuk merealisasikan target itu, Kaban Suyitno menekankan pentingnya tim Humas menginventarisir kendala dan menyusun strategi yang jelas tahap demi tahap. Dengan demikian, persoalan publikasi yang selama ini dihadapi bisa diatasi.
"Harus ada target, jangan asal berjalan. Harus ada strategi yang tepat, sehingga outputnya jelas. Mulai fokus pada inventarisir masalah, Sumber Daya Manusia (SDM), media publikasi, produk-produk dan program yang memungkinkan diglorifikasi," sambungnya menyampaikan arahan di hadapan peserta kegiatan yang terdiri dari Jabatan Fungsional (JF) Humas dan JF Pranata Komputer.
Kaban Suyitno juga menegaskan agar Humas tidak terbuai dengan sarana yang canggih. Lebih dari itu, Humas harus pandai mengambil angle yang menarik.
"Semua layanan yang kita pakai sudah terhubung dengan AI. Tetapi, saya mengingatkan jangan terjebak dengan sarana. Upayakan mencari angle yang menarik. Selling angel, selling activity," tandas Kaban Suyitno.
Editor: Mustopa