Pembinaan pegawai bisa diibaratkan seperti handphone atau laptop, setelah dicas menjadi power full dan siap dipakai untuk beraktifitas. Bukan sebaliknya, setelah batrenya diisi penuh tidak ada perubahan yang signifikan atau bahkan semakin tidak bertenaga.

Ilustrasi tersebut disampaikan Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag dalam kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kompetensi Pegawai Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) tahun 2023. Acara diselenggarakan LPMQ, Rabu (01/03) di Jawa Barat.

Dikatakan Kaban Suyitno, acara pembinaan pegawai adalah sesuatu yang penting, sebagai bagian upaya meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurutnya, indeks profesionalitas ASN selama ini cenderung rendah disebabkan rendahnya kompetensi. Kompetensi yang rendah boleh jadi penyebabnya dua hal: background pendidikan dan aspek pelatihan.

“Selama kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan terukur, pembinaan pegawai seperti ini akan meningkatkan kompetensi ASN. Jangan sebaliknya, setelah capacity building malah tambah lemes,” katanya di awal sambutan.

Dalam kesempatan itu, Kaban Suyitno juga memberi arahan terkait belum berhasilnya LPMQ memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) di tahun 2022. Kaban Suyitno menyayangkan hal itu, padahal menurutnya, LPMQ memiliki inovasi-inovasi yang dampaknya telah dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Soal penilaian WBM dan WBBK. Di LPMQ sudah banyak inovasi. Cuma alat dukungnya kurang memadai, sehingga tidak terinformasi dengan baik kepada tim penilai. Atau boleh jadi, kita belum mampu menjelaskan dengan baik sehingga mereka tidak mengerti. Ini harus kita jadikan pelajaran,” terang Kaban.

Selanjutnya, Kaban Suyitno mencanangkan, tahun 2023 LPMQ harus memperoleh predikat WBK. Semua catatan-catatan dari Kemen PAN & RB harus disiapkan dengan lengkap.

“Tahun 2023, LPMQ harus capai WBK. Saya yakin itu bisa dicapai. Dan sudah barang tentu program ini harus dikawal betul,” tandas Kaban. [BP]

Editor: Mustopa