Jakarta, 25 Oktober 2023. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama hari ini (25/10) menyelenggarakan bedah buku Belajar Biologi Bersama Al-Qur’an (BBBQ) yang diterbitkan LPMQ tahun 2022. Acara di Vasaka Hotel Jakarta ini dihelat sebagai sarana sosialisasi hasil kajian LPMQ kepada para pemangku kepentingan, sekaligus menjaring masukan untuk penyempurnaan buku dimaksud. Hadir dalam webinar ini Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc. dan Dr. Ali Nurdin, M.A. sebagai narasumber, dengan seratus lebih peserta dari penyuluh agama, kepala dan guru MAN/MAS/sederajat, pengawas sekolah, serta perwakilan dari Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
Kepala Subbagian Tata Usaha LPMQ, Muhammad Musadad, dalam sambutannya mengakui bahwa salah satu pekerjaan rumah terbesar LPMQ adalah sosialisasi buku-buku yang telah dihasilkan, termasuk buku Belajar Biologi Bersama Al-Qur’an ini. Musadad menekankan pentingnya buku ini dimaksimalkan pemanfaatannya.
“Buku-buku hasil kajian LPMQ harus jadi legacy Kementerian Agama. Kita harus memastikan buku ini bisa dimanfaatkan secara luas, sebagai buku pengaya dan pendamping bahan ajar. Ke depan, kita harus sounding buku ini ke Ditjen Pendidikan Islam dan lembaga-lembaga pendidikan. Jangan sampai kita sudah bersusah payah menyusun buku, tapi akhirnya tidak termanfaatkan dengan baik,” terangnya.
Sementara itu, Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc., mengapresiasi terbitnya buku ini. “Buku ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswa SMA atau yang sederajat. Secara umum, materi yang disajikan buku ini dalam tiap babnya sudah cukup komprehensif, apalagi paparannya juga didukung dengan ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi,” ujarnya mengawali reviunya.
Usai menyampaikan telaah bab per bab buku dimaksud, pakar fisiologi, perkembangan hewan, dan sains biomedika, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB Bandung ini menyampaikan beberapa catatan. Menurutnya, perlu ada pengkinian rujukan sehingga data yang disajikan lebih up-to-date. Biologi masa kini telah menjadi ilmu yang bersifat multi-transdisiplin sehingga cabangnya tidak lagi 20, seperti yang disajikan dalam buku ini.
“Temuan dari penelitian dan pembahasannya perlu diperdalam dengan pustaka ilmiah yang valid agar telaah/penelitian dapat diterima oleh khalayak biologi. Dari sisi keilmuan, buku ini perlu diperkaya dengan paparan tentang isu-isu terkini dan dipertajam ulasannya dengan teori-teori terkini yang menunjang,” papar Lulu.
Di sisi lain, Ali Nurdin, mengawali ulasannya, menggarisbawahi perlunya pengantar tentang urgensi buku ini. “Tujuan utama buku ini ada dua, yaitu menyajikan kemukjizatan Al-Qur’an dan menegaskan bahwa Allah Maha Kuasa dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu,” tegasnya.
Pakar tafsir Al-Qur’an dari Universitas PTIQ Jakarta ini berharap, buku-buku semacam ini bisa dikembangkan untuk tingkatan pendidikan yang lain. “Menjadi tantangan bagi kita bagaimana menyinergikan biologi yang perkembangannya begitu cepat dan penjelasan-penjelasan Qur’ani yang ayat-ayatnya itu-itu saja,” ujarnya.
“Tantangan berikutnya, mengintegrasikan sains dan tafsir, menjadikan guru-guru kita yang pintar biologi itu juga sedikit banyak menguasai tafsir, begitupun sebaliknya. Kita harap buku ini bisa menjadi pemicu untuk menjawab tantangan ini, menjadi awalan yang akan diikuti oleh lahirnya buku-buku serupa pada masa mendatang,” pungkasnya. [fth]
Editor: Mustopa