Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Balitbangdiklat Kementerian Agama bertemu dengan khattat Mushaf Gontor, Ustadz Muhammad Nur, pada Selasa, 27 Agustus 2024 di Ponorogo. Selain itu, tim LPMQ yang dipimpin Kasubbag TU, H. Muhammad Musadad, M.Ag dan Ketua Tim Pembinaan dan Pengawasan, H. Achmad Khatib, MA. juga melakukan audiensi dengan pengasuh Pondok Pesantren Modern Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal dan Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. Untuk keperluan optimalisasi penulisan tim LPMQ juga didampingi pentashih, Anton Zaelani, MA. Hum dan Dr. H. Zaenal Arifin, MA.
KH. Hasan Abdullah Sahal Dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran tim LPMQ. Beliau berharap kaitannya dengan penulisan Al-Qur’an Mushaf Gontor ini dapat diupayakan secara maksimal dan yang terbaik.
”Pondok Pesantren Modern Gontor dalam hal ini sangat berterimakasih atas dorongan LPMQ yang aktif mengawal penulisan dari awal sampai tuntas dan berharap tim Mushaf Gontor dapat betul-betul menghasilkan karya terbaik dalam penulisan Al-Qur’an. Karena menurutnya Gontor sama sekali belum berpengalaman dalam hal penulisan dan penerbitan Mushaf Al-Qur’an,” paparnya.
Senada dengan KH. Hasan, Prof. Dr. KH. Amal juga mengungkapkan harapan yang sama, beliau berharap Pondok Pesantren Modern Gontor dapat memberikan sumbangsih yang terbaik. Selain itu, Prof. Amal juga berharap kepada Tim Penulisan Mushaf Gontor bisa mengikuti semua proses penulisan agar dapat menghasilkan mushaf yang terbaik.
Sementara dari LPMQ yang diwakili Muhammad Musadad menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim penulisan Mushaf Gontor dan segenap pimpinan pondok pesantren Gontor atas inisiatifnya membentuk tim penulisan Mushaf Gontor. Mushaf ini diharapkan nantinya menjadi Legacy Pondok Pesantren Modern Gontor. Musdad juga menyampaikan bahwa untuk ranah pondok pesantren dengan orientasi keterbacaan umat, Mushaf Gontor adalah pionir sebagai pesantren yang memiliki inisisatif dalam melakukan penulisan Al-Qur’an. ”Semoga kegiatan ini bisa mendorong pesantren-pesantren besar lainnya dalam sumbangsihnya dalam dunia penulisan Al-Qur’an di dunia pesantren,” paparnya.
Selanjutnya, kepada tim penulis Mushaf Gontor, H. Achmad Khotib berpesan, selain berhati-hati dalam proses, selalu su’udzan dalam mentashih (jangan-jangan masih terdapat kesalahan tulis), kesabaran yang tinggi dan ketelitian dalam menulis baru yang rentan terjadi kesalahan.
”Nantinya mushaf yang SOP-nya cukup bagus ini kedepannya juga bisa menjadi model dan hasilnya bisa diwakafkan masternya kepada LPMQ. Hal demikian akan semakin menguatkan legacy pondok pesantren Gontor di tengah umat, menguatkan eksistensi Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia dan kehadiran beberapa pesantren yang selama ini baru mencetak mushaf namun tidak berangkat dari penulisan baru, namun dari naskah-naskah master penyesuaian yang dicetak ulang,” jelasnya. (znl)
Editor: Mustopa