Jogjakarta (26/08/2023) Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang Kemenag mendapatkan undangan khusus dalam rangkaian kegiatan Pekan Qira’at Internasional yang diselenggarakan oleh Markaz Qira’at Indonesia (MQI) dari tanggal 26-28 Agustus 2023 di Jogjakarta. Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh dalam dan luar negeri, di antaranya Syaikh Abdur Rasyid Ali Sufi (Qatar), Syaikh Abdun Nasir Abdul Hakam (Mesir), Prof. Dr. Said Aqil Husian al-Munawar, MA, dan Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA, (Jakarta), KHR. Abdul Hamid Abdul Qadir (Krapyak Jogjakarta), dan H. Abdul Aziz Sidqi, MA serta Dr. H. Zainal Arifin Madzkur, MA. (LPMQ).
Pada acara ini Abdul Aziz Sidqi menyampaikan materi tentang peran LPMQ dalam melestarikan Ilmu Qiraat di Indonesia, dan berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum kebangkitan ilmu Qira’at di Indonesia. Mengingat di Jogjakarta lahir tokoh besar yang menjadi muara sanad perkembangan ilmu Qira’at di Nusantara yaitu KHM. Moenawir melalui muridnya KHM. Arwani Kudus dengan karya fenomenalnya kitab Faidhul Barakat fi Sab’ al-Qira’at yang terasa berkahnya sampai sekarang.
“LPMQ sendiri sudah melakukan beberapa kali upaya pengembangan ilmu Qira’aat ini, dengan mengundang segenap pakar Qira’aat di Indonesia. Bahkan dari serangkaian kegiatan kajian dan penyususnan Mushaf Qira’at sampai tahun ini telah menghasilkan 2 Mushaf Qiraat yang sudah dicetak (Mushaf Riwayat Qalun dan Syu’bah) dan 1 masih dalam proses (mushaf Riwayat Warasy). Tidak hanya itu, upaya memberikan edukasi melaluai video tutorial juga dilakukan dan dapat diakses secara mudah melalui LPMQ Chanel,” jelas Aziz.
Lebih lanjut upaya MQI untuk menyemarakkan perkembangan kajian ilmu Qira’at ini secara institusi tentu sangat didukung oleh LPMQ. Meskipun upaya ini bukan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. “Semoga kedepannya LPMQ dan MQI bisa terus bersinergi dalam pengembangan ilmu Qira’at; misalnya bisa menghasilkan rekaman utuh 30 juz dari salah satu qari’ MQI dengan riwayat-riwayat tertentu yang sudah terstandar bacaannya,” demikian pungkasnya.
Sementara Zainal dalam paparannya menambahkan, relasi kuat Ilmu Qiraat dengan ilmu rasm usmani adalah menjadi bagian penting dari tiga pilar kesahihan bacaan Al-Qur’an yang tidak bisa dipisahkan karena menjadi satu kesatuan yang integral setelah ketersambungan sanadnya. Hal ini, jelasnya, sudah disampaikan secara tegas oleh Ibn al-Jazari dalam kitabnya an-Nasyr fi al-Qira’at al-Asyr.
Untuk itu ia berharap, para khatimin (peserta yang mengkhatamkan qiraat) dan peserta pekan Qira’at lainnya tidak merasa cukup dengan keberhasilan kali ini, namun bisa ditingkatkan dengan materi-materi ulumul-Qur’an lainnya. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan-kesalahan fatal di masyarakat, seperti pernah viralnya video Mushaf Warasy dengan qaf titik satu yang diframing sebagai mushaf palsu padahal itu Mushaf cetakan Maroko dengan dhabt Maghribi. (znl).
Editor: Mustopa