Melengkapi mushaf Al-Qur’an Braille untuk Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (PDSN), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) menyusun buku panduan tajwid pada acara Sidang Penyusunan Panduan Tajwid Al-Qur’an Braille. “Buku panduan ini sebisa mungkin bersifat inklusif sehingga mudah difahami, dan aplikatif yang contohnya diambilkan langsung dari Al-Qur’an,” jelas Dr. Ridwan Efendi pada acara yang diselenggarakan di Hotel Harper, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.

Selain Dr. Ridwan Effendi (Sam’an Netra Mulia Bandung), hadir juga sebagai narasumber pada acara ini diantaranya Yayat Rukhiyat, S.Pd (ITMI Bandung), Hepi Septian (Sentra Abiyoso Cimahi, Kemensos), Zainal Abidin, S.Pd.I (Mitra Netra Jakarta), Ade Ismail, S.Pd.I (Roudlatul Makhfufin), Yogi Madsuni (ITMI Bandung), Sonhaji (Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi Kemensos), H. Dadan Gustaman, S.Ag (SLBN Pembina Tingkat Nasional Jakarta) dan Budi Santoso, S.Pd, (Rumah Al-Qur'an Braille Al-Ihya). Hadir juga sebagai pembanding tim pentashih mushaf Al-Qur’an dan pegawai LPMQ lainnya.

Buku Panduan tajwid ini melengkapi buku Iqrana, sebuah buku panduan untuk belajar Al-Qur’an Braille, yang selesai disusun dan diterbitkan tahun sebelumnya. “Buku ini secara garis besar memuat muqaddimah, makharijul huruf, sifat huruf, harakat, nun sukun, mim sukun, alif lam qomari dan syamsi, lam jalalah, hukum ra’, idgham, waqaf dan ibtida’, ayat-ayat gharib, rasm utsmani, doa-doa,” jelas Ketua Tim Penyusunan Panduan Tajwid Al-Qur’an Braille, Deni Hudaeni.

Selian bersifat aplikatif, menurut Ahmad Jaeni, buku panduan ini juga diupayakan bersifat praktis menyesuaikan kebutuhan teman-teman PDSN. “Sisi lain adalah draf ini juga akan diuji oleh teman-teman Netra selaku penggunanya. Biar nanti secara praktis bisa diuji. Jangan-jangan menurut teman-teman awas sudah cocok tapi ternyata dirasa terlalu rumit,” kata Jaeni.

Buku ini diharapakan tidak hanya bersifat praktis, menyeluruh, aplikatif, tetapi juga proporsional dari segi pembahasan maupun jumlah halamannya.