Mushaf 3

Ukuran mushaf 32 x 20 cm, kertas Eropa. Ayat ditulis dengan tinta hitam, sedangkan tinta merah digunakan untuk kepala surah, permulaan juz, tanda tajwid, catatan pias, dan lingkaran akhir ayat. Sampul kulit coklat dengan hiasan cap tanpa warna. Iluminasi diduga terdapat di awal, tengah, dan akhir mushaf, namun yang tersisa hanya iluminasi awal dan tengah. Iluminasi tengah mushaf terdapat di awal Surah al-Kahf. Warna yang digunakan adalah merah, coklat, biru, hijau, dan kuning, dengan motif kawung, srimpedan (geometris), dan sulur. Iluminasi awal mushaf berupa garis persegi dengan hiasan semacam kubah di bagian atas, tepi-luar, dan bawah. Adapun iluminasi tengah hanya berupa garis persegi dengan motif hiasan yang sama. Kondisi mushaf tidak lengkap. Lembaran bagian depan mushaf sudah terlepas dan digabungkan secara tidak rapi, adapun bagian akhir mushaf telah hilang, hanya sampai Surah al-Gāsyiyah. Tanda juz berupa garis setengah lingkaran di tepi-luar halaman sebelah kanan dan kiri. Setiap kepala surah disertai dengan kata āyātuhā, kalimātuhā, ḥurūfuhā, tanzīluhā yang diletakkan di baris kedua. (aa)

 

Mushaf 1

Ukuran 32 x 19,5 cm, kertas Eropa dengan cap tandingan WW&H Pannekoek. Ayat ditulis dengan tinta merah hitam, sedangkan tinta merah digunakan untuk kepala surah, permulaan juz, tanda tajwid, catatan pias, dan lingkaran akhir ayat. Sampul kulit warna coklat, tampak ditambahkan pada masa belakangan. Mushaf tidak lengkap di bagian depan. Iluminasi bagian awal mushaf telah hilang, dan yang  tersisa adalah iluminasi tengah di awal Surah al-Kahf, dan iluminasi akhir mushaf. Iluminasi berbentuk persegi dengan tambahan semacam segitiga di keempat tepi halaman. Motif yang digunakan adalah floral dengan dominasi warna kecoklatan. Ada sedikit perbedaan model antara iluminasi tengah akhir mushaf, yaitu di bagian atas bentuk persegi. Di bagian akhir mushaf terdapat catatan kolofon dalam huruf Pegon berbunyi, “Ingkang gadhah Qur’an ... Wijaya ingkang ngabdi Kanjeng Pengiran” (Yang memiliki Al-Qur’an ... Wijaya yang mengabdi kepada Kanjeng Pengiran). Di halaman terakhir mushaf terdapat catatan berbahasa Jawa dalam huruf Pegon. (aa)

Mushaf ini disimpan di rumah tua marga Lewaru, Desa Wakal, Maluku Tengah, merupakan mushaf yang sangat dikeramatkan. Pada bulan Ramadan, mushaf ini menjadi bacaan para tetua adat. Bahkan, konon,mushaf ini wajib dicium setiap pejuang marga Lewaru ketika hendak pergi ke medan perang, sehingga salah satu halamannya tampak pudar. Sebenarnya mushaf ini dilarang untuk difoto.

Mushaf ini di simpan di Museum Balla Lompoa yang berlokasi di Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 39, Gowa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Mushaf ini sudah tidak utuh lagi, kondisinya agak rusak, meskipun lembaran demi lembaran masih memungkinkan untuk dibuka. Pada lembaran awal, di Surah al-Fatihah dan awal Surah al-Baqarah terdapat iluminasi, tetapi sudah tidak utuh karena sebagian halamannya sudah hilang, begitupun dengan lembaran iluminasi  pada bagian akhir, yang tampak hanya bagian sisi pada surah al-Falaq, pada sisi surah an-Nas sudah tidak ada.

Mushaf ini disimpan di rumah H.M. Yusuf Surur, Wajo, Sulawesi Selatan. Mushaf ini didapatkan dari Puang Maimunah dan Puang Azizah, Desa Pompanua, Kecamatan Ajangle, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Sampul mushaf ini berbahan kulit dengan ukuran 23 x 33,5 cm, sedangkan ukuran kertas 22 x 31,5 cm, dan tebal 8 cm. Jumlah halaman sebanyak 310, penjilidan menggunakan pengikat benang. Jumlah baris pada setiap halaman 15 baris.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved