Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) secara konsisten mencurahkan perhatian kepada penyandang disabilitas. Kerja sama LPMQ dengan Yayasan Mitra Netra yang telah berjalan sejak tahun 2017 masih berlanjut hingga saat ini. Pernyataan itu disampaikan kepala LPMQ, Dr. Muchlis M. Hanafi, MA dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Hasil Kajian Berbasis E-Publikasi yang berlangsung pada hari Selasa, (01/08) di Jakarta Timur.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) menggelar kegiatan webinar Bedah Terjemahan Al-Qur’an dengan tema “Pemaknaan Ayat-ayat Mutasyabihat dalam Terjemahan Al-Qur’an Kemenag Edisi Penyempurnaan Tahun 2019”.

Hadir dalam kegiatan tersebut lima orang narasumber yang menyampaikan materi sebagai berikut, Dr. Muchlis M. Hanafi, MA, “Mekanisme Penyempurnaan Terjemahan Al-Qur’an Kemenag Edisi 2019”, Dr. Abdul Ghofur Maimoen, MA, “Al-Muhkam dan Al-Mutasyabihat dalam Kajian Ulumul Qur’an”, Abdul Wahab Ahmad, MA, “Pemaknaan Ayat-ayat Mustasyabihat Perspektif ASWAJA”, Dr. Abbas Mansour Tamam, MA, “Memahami Pemaknaan Ayat-ayat Mutasyabihat dalam Terjemahan Kemenag”, dan Dr. Dora Amalia, M. Hum, “Tugas Badan Bahasa dalam Tim Penyempurnaan Terjemahan Al-Qur’an Kemenag tahun 2019.”

Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ), Dr. Muchlis M. Hanafi, MA mengarahkan agar penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) 2020-2024 LPMQ memperhatikan perkembangan konstelasi beragama di masa depan, khususnya generasi Z dan generasi  Alpha. Pernyataan tersebut dilandasi fenomena kekinian di mana pola hidup, pola pikir, bahkan pola keagamaan penduduk usia milineal Indonesia yang berjumlah 63,9 juta jiwa sangat diwarnai oleh informasi yang mereka akses dari internet atau media digital.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-75 dengan menggelar doa bersama pada hari Selasa (18/08) di Jakarta Timur. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan kemerdekaan kali ini tidak didahuli dengan kegiatan-kegiatan outdoor seperti, olahraga bersama dan aneka lomba. Namun, langsung dilaksanakan di dalam ruang sidang pertemuan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan covid-19.

Selama berabad-abad, di Nusantara—demikian pula dunia Islam pada umumnya—penyalinan Al-Qur’an dilakukan secara manual, baik hiasan maupun tulisannya. Penyalinan tersebut berlangsung sejak kedatangan Islam di kawasan ini hingga akhir abad ke-19 ketika teknologi percetakan semakin maju.

Penyalinan mushaf terjadi di berbagai kesultanan dan wilayah Islam masa lalu, di antaranya Aceh, Riau, Sumatera Barat, Palembang, Banten, Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah, Madura, Lombok, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Warisan penting tersebut kini tersimpan di berbagai museum, perpustakaan, pesantren, ahli waris, dan kolektor naskah—diperkirakan berjumlah 1500 naskah.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved