Karya ini merupakan Pemenang Harapan I Lomba Kaligrafi Batik Nasional garapan Rian Yogo Wibowo. Ia kelahiran Blitar 24 tahun lalu. Konsep yang ia usung berinti pada kata “obat dan rahmat” yang tercantum pada Surah Al-Isra/17: 82. Sehingga Al-Qur’an diinterpretasikan  sebagai media yang mampu menyembuhkan dan menentramkan.

Dari kedua kata tersebut kemudian dipersonifkasikan dengan bulan yang mengacu pada ilmu astabrata, sehingga dimunculkan visualisasi bulan dan bumi yang berada dalam langit yang gelap. Dengan adanya dua objek utama tersebut yang memiliki bentuk bidang lingkaran maka susunan tarkib kaligrafi juga mengikuti struktur bidang tersebut.

Juara III Lomba Kaligrafi Batik Nasional 2021 yang dihelat oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama ini adalah karya Yunus Abidin. Karya ini merupakan garapannya dan dibantu oleh tiga orang yaitu Ardiyanto, Supriyatin, dan Nugie Maulana Saputra. Yunus Abidin adalah pria kelahiran Cirebon 1963 dan berprofesi sebagai guru SMA di Jamblang-Cirebon.

Dari konsep karya yang dikirimkan kepada panitia, terlihat jelas langkah-langkah yang Yunus lalui, mulai dari proses tulis motif, nglowongi, ngiseni, pencelupan, ngeblok, perataan warna, penirisan, pelorodan (perontokan malam), penjemuran hingga finishing. Semuanya ia dokumentasikan secara apik dalam bentuk foto.

Berdasar motifnya mirip motif Mega Mendung. Banyak yang mengira karya Kaligrafi Batik ini berasal atau dikerjakan oleh orang Cirebon. Ternyata karya ini diproduksi di pulau Madura, tepatnya Kabupaten Sumenep. Pembuatnya bernama Arif Kurniawan. Karya ini menyabet juara II Lomba Kaligrafi Nasional ke-1 besutan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

Karya ini menjadi pilihan dewan Juri sebagai Juara I Lomba Kaligrafi Batik Nasional. Kaligrafi batik yang dikirim sudah dipigura ini ternyata karya dari pelukis kenamaan kelahiran Solok yang kini tinggal di Yogyakarta.

Dikutip dari Wikipedia, Syaiful Adnan (lahir 5 Juli 1957) adalah seorang pelukis Indonesia. Ia  lahir di Sa­niang­baka, Solok, namun ia menetap dan berkarya di YogyakartaDIY. Ia menamatkan pendidikan di jurusan seni lukis SSRI/SMSR (SMKN 4) Padang pada tahun 1975. Ia dipandang sebagai salah seorang tokoh pembaharu seni lukis kaligrafi di tanah air yang menemukan hal baru di luar kaidah-kaidah baku dalam seni lukis kaligrafi.

Kata luqmān (Arab: لقمان ‘luqmān’) disebut sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an. Keduanya terdapat dalam surah ke-31 yang dinamakan dengan kata ini juga pada ayat 12 dan 13. Kata luqmān terambil dari nama seorang alim dan ahli hikmah (bijaksana). Dari tiga kitab suci agama samawi, nama Luqman hanya disebutkan dalam Al-Qur’an, tidak terdapat dalam Taurat dan Injil, demikian dijelaskan Ra’ūf Abū Sa‘dah.

Kata luqmān merupakan isim ‘alam yang berasal dari bahasa non-Arab (‘ajam). Berbeda dengan kebanyakan ulama, ar-Rāgib al-Aṣfahāniy lebih cenderung berpendapat bahwa kata luqmān berasal dari bahasa Arab. Menurutnya, kata luqmān bisa jadi terbentuk dari akar kata la-qi-ma (لقم) yang bermakna makan dengan cepat, menelan atau memberikan makanan. Akan tetapi, As-Samin al-Halabiy dan al-Fairuzabadiy lebih menguatkan pendapat pertama bahwa kata luqmān adalah isim ‘alam yang ‘ajam.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved